Senin, 14 Maret 2011

ETIKA PROFESI : Tugas II

1. Apa yang dimaksud dengan pekerjaan, profesi, dan professional..?

Pekerjaan suatu aktifitas yang tidak bergantung pada keahlian tertentu dan bersifat abstrak, yakni kegiatan untuk menyelesaikan suatu tugas agar mendapatkan sesuatu yang biasanya berupa materi. Contoh : Operator, penjaga warnet, tukang ketik di rental, kasir loket pembayaran, dll.


Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan skill khusus dari individu tersebut. Contoh profesi itu seperti atlet, pengrajin, pelukis, penyanyi,

Profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga bisa disebut “profesional” dalam bidangnya walaupun bukan merupakan anggota sebuah organisasi yang didirikan dengan sah.


2. Apa yang dimaksud “Proses Proposional” dalam mengukur sebuah profesionalisme..?

Proses profesional atau profesionalisasi adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional.


3. Standar professional dapat diketahui dengan empat persepektif pendekatan, sebutkan dan jelaskan keempat perspektif pendekatan tersebut..!!

Untuk mengukur sebuah profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar profesional. Secara teoritis menurut Gilley dan Enggland (1989), standar profesional dapat diketahui dengan empat perspektif pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Berorientasi Filosofis.

b. Pendekatan Perkembangan Bertahap.

c. Pendekatan Berorientasi Karakteristik.

d. Pendekatan Berorientasi Non-Tradisional.

A. PENDEKATAN ORIENTASI FILOSOFI

Pendekatan orientasi filosofi ini melihat tiga hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profesionalisme sebagai berikut:

a. Pendekatan Lambang Profesional

Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan akreditasi. Sertifikasi merupakan lambang bagi individu yang profesional dalam bidang tertentu. Misalnya, seseorang yang ahli dalam menjalankan suatu program komputer tertentu berhasil melalui ujian lembaga sertifikasi tersebut sehingga akan mendapatkan sertifikat berstandard internasional. Adapun lisensi dan akreditasi merupakan lambang profesional untuk produk ataupuun institusi. Sebagai contoh, lembaga pendidikan yang telah dianggap profesional oleh umum adalah lembaga pendidikan yang telah memiliki status terakreditasi, dan lain-lain. Akan tetapi, penggunaan lambang ini kurang diminati karena berkaitan dengan aturan-aturan formal.

b. Pendekatan Sikap Individu

Pendekatan ini melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya. Sikap individu tersebut antara lain adalah kebebasan personal, pelayanan umum, pengembangan sikap individual dan aturan-aturan yang bersifat pribadi. Orang akan melihat bahwa individu yang profesional adalh individu yang memberikan layanan yang memuaskan dan bermanfaat bagi pengguna jasa profesi tersebut.

c. Pendekatan Electic

Pendekatan ini meihat bahwa proses profesional dianggap sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu. Hal ini berarti bahwa pandangan individu tidak akan lebih baik dari pandangan kolektif yang disepakati bersama. Pendekatan electic ini merupakan pendekatan yang menggunakan prosedur, teknik, metode dan konsep dari berbagai sumber, sistem, dan pemikiran akademis. Dengan kesatuan item-item tersebut di atas, masyarakat akan melihat kualitas profesionalisme yang dimiliki oleh seseorang individu ataupun yang mewakili institusi.

B. PENDEKATAN PERKEMBANGAN BERTAHAP

Di bagian depan telah dijelaskan bahwa proses profesionalisme adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi kearah status profesional. Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah dalam proses berikut:

a. Berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi.

b. Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya. Hal ini tentu saja disesuaikan dengan latar belakang akademis para pelaku profesi tersebut.

c. Setelah individu-individu yang memiliki minat yang sama berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formla pada suatu lembagayang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.

d. Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman atau kualifikasi tertentu. Hal ini sesuai dengan hakikat sebuah profesi, yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan atau ketrampilan tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai ketrampilan tersebut.

e. Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam mmenjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan.

f. Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan. Hal ini berkembang sesuai tuntutan tingkat pelayanan yang diberikan kepada para pengguana jasa profesi tersebut.

C. PENDEKATAN BERORIENTASI KARAKTERISTIK

Orientasi ini melihat bahwa proses profesional juga dapat ditinjau dari karrakteristik profesi/pekerjaan. Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang saling terkait, yaitu:

a. Kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi

b. Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi.

c. Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus.

d. Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi.

e. Sertifikasi keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional.

f. Proses tertentu sebelum memangku profesiuntuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik. Proses tersebut misalnya adalah riwayat pekerjaan, pendidikan atau ujian yang dilakukan sebelum memangku sebuah profesi.

g. Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide diantara anggota.

h. Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malapraktik dan pelanggaran kode etik profesi.

D. PENDEKATAN ORIENTASI NON-TRADISIONAL

Pendekatan orientasi non-tradisional menyatakan bahwa seseorang dengan bidang tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi. Orientasi ini memandang perlunya dilakukan identifikasi elemen-elemen penting untuk sebuah profesi, misalnya standarisasi profesi untuk menguji kelayakannya dengan kebutuhan lapangan, sertifikasi profesional, dan sebagainya.

2 komentar:

  1. Ini sumbernya dari mana ya .. ?

    BalasHapus
  2. sakit mata ngab liat teks nya begini sementara background nya gelap

    BalasHapus